.::. Assalamu'alaikum yaa akhii, yaa ukhtii... Syukron atas kunjungannya...::. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS Ali Imran 102)" .::. "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." QS Shaaff 10-11) .::. "Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas." (Qs Al Baqarah 212) .::.

Rabu, 18 Mei 2011

Jangan Mudah "Termakan" Berita, Fatabayyanuu...!


Saudaraku, seringkali kita mudah termakan dengan sebuah berita yang datang kepada kita yang mana kabar tersebut belum tentu benar adanya. Beberapa waktu lalu, seorang facebooker bertanya tentang kebenaran berita yang dimuat oleh salah satu portal online lewat sebuah koment di facebook.

Andaikan kita tak bijak menelaah berita tersebut, kita pun akan mudah percaya juga. Apa pasal? Karena berita itu dimuat oleh salah satu portal online yang lumayan kaliber, dan bersumber dari seorang narasumber (mungkin menurut orang) terpercaya!

Tetapi apakah karena pertimbangan ini, kita lantas percaya begitu saja dengan kabar yang dimuat oleh portal online tersebut? Tentu saja, sebagai muslim yang baik, kita tak seyogyanya langsung mempercayai kabar yang menyudutkan pihak tertentu itu sebelum kita bertabayun kepada yang bersangkutan.

Allah berfirman yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." [QS Al Hujuraat 6]

Islam menuntunkan kita untuk bertabayun terlebih dahulu atas berita miring yang beredar tersebut. Memeriksa dengan teliti, apakah berita itu benar atau hanya fitnah belaka, kepada pihak yang bersangkutan. Tidak seharusnya kita keburu percaya, bahkan sampai menambah-nambahi kabar tersebut yang (lagi-lagi) hanya bersumber dari katanya, katanya dan katanya, termasuk kata-katanya sendiri tanpa kroscek kepada yang bersangkutan.

Kalau toh, setelah kita bertabayun ternyata kabar tersebut memang benar adanya, maka tugas kitalah sebagai saudara sesama muslim saling mengingatkan satu dengan yang lain. Bukan malah menggunjingkan, menyebarkan aib saudara kita kepada khalayak. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa menutup aib orang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat." [HR. Muslim juz 4, hal. 2074]

Tetapi ironisnya, banyak umat Islam yang terpedaya oleh kabar-kabar yang datang kepada mereka. Mereka begitu mudahnya percaya dengan kabar tersebut, bahkan hingga menyulut emosi karena merasa didholimi. Pihak yang merasa didholimi tidak terima dengan perlakuan pihak yang (menurut mereka) mendholimi. Tindakan saling balas pun terjadi, bahkan hingga berujung pada kekerasan.

Padahal, pihak-pihak yang bertikai adalah sama-sama orang Islam yang juga bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah. Tidak ingatkah akan sabda Rasul bahwa muslim satu dengan muslim yang lain itu ibarat satu tubuh? Kenapa tega saling menyakiti seperti ini hanya karena sebuah kabar yang belum tentu terbukti kebenarannya? Allahu'alam.

Fatabayyanuu... Maka periksalah, kroscek kebenaran berita yang datang kepada kita itu dengan teliti. Jika kabar tersebut memang benar, dan pihak tersebut memang telah berbuat kekhilafan, maka tugas kita adalah meluruskan, tawaashaubilhaq wa tawaashaubishshabr, saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar