Senin, 09 Mei 2011
Blak-blakan di Dunia Maya Semakin Membudaya, Potensi Jadi E-Lebrity-kah?
Masih asing dengan sebutan E-lebrity? Istilah ini belakangan sering digunakan untuk para neter yang populer lewat postingannya di dunia maya. Sederet nama bahkan mendadak menjadi E-lebrity karena postingan video yang merekam aksi kocak mereka ditonton oleh berjuta pasang mata. Sebut saja Briptu Norman, Shinta dan Jojo, Bona dan sederet nama lainnya. Bermula dari E-lebrity beberapa diantara mereka bahkan ada yang benar-benar menjadi selebriti : main sinetron, nyanyi, dan juga jadi bintang iklan! Lalu apa itu E-lebrity?
E-lebrity merupakan seorang atau sekelompok orang yang terkenal dengan sesuatu yang telah mereka posting di dunia maya. Mereka tenar karena postingan mereka entah berupa video, foto, tulisan dan lain sebagainya. Sejauh ini, kebanyakan baru pada unggah video yang dengan cepat menjadikan pemainnya sebagai seorang E-lebrity. Namun, tak semua video yang diunggah akan juga tenar. Tergantung dari keunikan, kekocakan dan siapa yang memerankannya.
Mungkin video Briptu Norman yang menyanyi lipsync lagu Chaiyya Chaiyya dan gaya tariannya yang hampir mirip dengan aslinya, belum tentu akan melejit jika aksinya tersebut tak dilakukan di saat ia tengah bertugas jaga dan tak mengenakan seragam polisi. Bagi masyarakat awam, adalah hal yang tak biasa ada seorang polisi yang punya jiwa humoris tinggi menghibur sesama lewat aksi spontanitasnya. Maklumlah, selama ini pandangan masyarakat cenderung menganggap polisi sebagai sosok yang ditakuti. Namun anggapan ini perlahan sirna setelah kehadiran seorang Briptu Norman dengan gaya kocaknya lewat sebuah video berjudul “Polisi Gorontalo Menggila” di situs YouTube.
Briptu Norman hanyalah satu dari sekian orang yang menjadi E-lebrity karena postingan video yang menampilkan dirinya menarik jutaan penjelajah dunia maya. Banyaknya situs-situs jejaring sosial seperti facebook, twitter dan lain sebagainya membuat namanya cepat mencuat. Dan inilah faktanya, saat seseorang menjadi perbincangan di dunia maya maka dia akan cepat pula menyebar di dunia nyata. Media-media massa yang menangkap hal ini, tentu tak akan ketinggalan memuat kabar tentang orang yang menjadi topik hangat di dunia maya tersebut. Al hasil, semakin tenarlah seseorang. Bisa jadi, ia tak hanya sekadar menjadi E-lebrity, tetapi benar-benar menjadi seorang selebriti.
Inilah dunia maya. Seseorang yang bukan siapa-siapa akan mendadak menjadi terkenal. Tetapi karena cepatnya seseorang menjadi tenar, semakin cepat pula meredupnya, terganti oleh isu-isu lain yang lebih up to date. Seperti halnya Prita Mulyasari. Saat kasusnya didengungkan di dunia maya, sontak publik memberontak. Para facebooker ramai-ramai mendukung Prita agar dibebaskan dari jerat hukum lewat sebuah halaman di situs facebook. Prita yang bukan siapa-siapa dalam sekejap menjadi E-lebrity pada saat itu. Namun namanya meredup setelah kasusnya tak lagi update.
Pengaruh situs-situs jejaring sosial memang sangat memungkinkan seseorang menjadi E-lebrity. Pada situs Twitter misalnya, dengan memberikan hastag (tanda #) saat men-tweet sesuatu, maka sangat dimungkinkan akan jadi trending topic jika jutaan tweeps lainnya juga membicarakan hal yang sama. Situs Facebook yang merupakan situs yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk Indonesia juga sangat memungkinkan seseorang dengan cepat menjadi tenar. Misalnya dengan membuat page ataupun groups yang mendukung seseorang, maka dengan cepat akan direspon oleh jutaan facebooker.
Isu yang bermula dari situs YouTube akan dengan kilat dibawa juga ke dalam situs Twitter atau Facebook. Dua situs yang paling banyak membernya ini akan dengan cepat menyebar hingga diperbincangkan pula di dunia nyata. Bagi orang awam yang belum paham betul dengan internet, seketika akan tahu juga tentang siapa itu Briptu Norman, siapa Shinta dan Jojo dan sosok-sosok lainnya karena seringnya mereka muncul di TV.
Penjelajah Dunia Maya Potensi Jadi E-lebrity
Disadari atau tidak, bagi siapapun yang menjelajah dunia maya akan berpotensi menjadi E-lebrity. Ia yang awalnya tak banyak dikenal orang akan seketika dikenal banyak orang saat ia eksis di dunia maya. Para facebooker yang rajin meng-update status tiap jamnya, dan aktif memberikan komentar pada facebooker lain akan sangat memungkinkan seseorang menjadi terkenal. Meski konteks “terkenal” ini hanya mencakup pada orang-orang yang menjadi temannya, namun ia akan serasa seperti seleb betulan.
Belasan facebooker mengantri untuk di-confirm menjadi temannya dalam setiap harinya. Belasan komentar pun juga muncul beriringan saat ia menulis status. Status yang hanya ditulis iseng bin sekenanya pun langsung mengundang facebooker lain untuk mengomentari. Ratusan foto dengan berbagai gaya yang diunggah di facebook membuat ia tak hanya tenar di dunia maya, tetapi juga akan jadi pusat perhatian di dunia nyata karena wajahnya terpajang jelas di foto profil dan album foto. Wow! Meski belum setenar Briptu Norman atau Shinta dan Jojo, tetapi ia sudah termasuk dalam sebutan E-lebrity!
Riskan Pengaruh Negatif!
Bagaimana sobat muda? Tertarik menjadi seorang E-lebrity? Eits, tunggu dulu! Alangkah baiknya kita analisa lebih jauh lagi. Pada umumnya, situs-situs pertemanan seperti ini amat riskan dari pengaruh-pengaruh negatif. Terlalu terbukanya membagikan informasi, dari nama, alamat lengkap hingga pada nomor HP bisa berdampak yang tidak baik bagi penggunanya. Banyaknya kasus penipuan, penculikan, pemerkosaan hingga pada pembunuhan salah satu penyebabnya adalah karena terlalu terbukanya membagikan informasi kepada para facebooker yang belum tentu dikenalnya.
Misalnya pada statusnya ia menyebut tempat dimana ia berada saat ini. Jika ada facebooker yang berniat jahat dengannya, bisa jadi orang tersebut akan menemuinya di tempat yang ia sebutkan tadi. Sayangnya, banyaknya kasus penipuan, penculikan dan lain sebagainya ini tak terlalu dipedulikan oleh para facebooker. Mereka tetap membagikan informasinya secara detail dengan berbagai alasan tertentu. Malah, sebagian dari mereka justru kelewat over, terlalu buka-bukaan mengekspos semua hal tentang dirinya. Sampai hal yang berbau privasi sekalipun juga dibagikan disini. Padahal teman-teman yang di-confirm tak hanya teman yang dikenalnya saja, tetapi juga pada teman-teman yang belum dikenalnya atau bahkan tak tahu sama sekali asal usulnya.
Tak hanya itu, para facebooker pun juga kelewat kebuka mengunggah foto-foto pribadi dengan berbagai gaya. Yang menjadi miris adalah banyak akhwat berjilbab ikut-ikutan memajang foto-fotonya di facebook. Foto-foto dengan menampilkan wajah ovalnya, tatapan berkilatnya, senyumnya yang keimutan, dan hanya sendirian banyak mewarnai di profil facebooknya. Padahal foto-foto seperti ini akan mengundang para kaum adam untuk menjadikannya koleksi di folder pribadi miliknya. Bahkan jika ia termasuk orang iseng, foto-foto yang tadinya berjilbab bisa diedit menjadi foto-foto porno yang kemudian disebarkan di dunia maya. Na’udzubillah.
Inilah akibatnya jika kita tak hati-hati menggunakan internet. Ironisnya, sikap blak-blakan di dunia maya justru semakin membudaya. Publik penjelajah dunia maya sudah amat terbiasa memposting sesuatu yang menyangkut pribadinya. Hampir sulit dibedakan mana yang privasi, mana yang harus ditutupi, mana yang boleh dibagikan dan mana yang harus disimpan. Jelas ini sangat bertentangan dalam Islam yang menuntunkan bagi pemeluknya untuk menjaga hal-hal yang sifatnya pribadi dan tak pantas jadi konsumsi umum.
Sesuai dengan naluri manusia sebagai makhluk sosial yang ingin dikenal oleh banyak orang, ingin dihargai dan juga dihormati oleh khalayak, tentu akan sangat senang rasanya jika dirinya jadi seorang E-lebrity. Tetapi sobat muda, alangkah bijaknya jika ketenaran itu bukan dilihat dari diri kita, melainkan adalah apa yang telah kita posting di dunia maya tersebut bisa merubah ke arah kebajikan. Postingan-postingan kita yang berupa tulisan artikel dan sarat akan pelajaran itu menjadi populer di kalangan penjelajah dunia maya. Bukan kita yang tenar, tetapi adalah tulisan kita, tanpa mereka tahu identitas penulis aslinya. Karena jika kita yang menjadi tenar, bisa jadi ini akan membelokkan niat kita yang tercampuri oleh riya’.
Memposting sesuatu yang membawa perubahan ke arah kebajikan tak harus dalam bentuk artikel yang diposting lewat blog saja, tetapi juga bentuk lainnya seperti foto atau gambar maupun video yang isinya mengandung manfaat. Bagi para facebooker yang hanya bisa menulis di kelas update status pun bisa mengaktualisasikan diri dengan meng-update status yang memberikan pelajaran bagi siapa saja yang membacanya. Di fitur minim karakter ini, facebooker tetap bisa berkarya membagikan sesuatu yang bermanfaat bagi facebooker lain. Begitu halnya dengan para tweep juga bisa membagikan tweet yang sarat akan manfaat. Meski hanya mencakup 140 karakter, namun bisa menginspirasi tweep lain untuk bersama melakukan perubahan.
Nah, sobat muda, mari kita budayakan internet untuk menebar kebajikan. Dan mari kita pupolerkan syariat Islam lewat dunia maya sebagai salah satu upaya kita dalam berdakwah. Jika seorang Briptu Norman saja bisa dengan cepat tenar hanya dengan bernyanyi lipsync, maka kita pun dengan pertolongan-Nya akan bisa menyerukan Islam hingga tak menjadi asing lagi di mata mereka yang belum sepenuhnya mengenal Islam. Are you ready, sobat muda? [frizz]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar